Mengunjungi pusat perbelanjaan modern atau mall sudah menjadi rutinitas bagi sebagian besar orang dengan rentang umur yang bervariasi guna membeli barang-barang atau hanya untuk melewatkan waktu senggang mereka. Setiap kelompok umur memiliki cara tersendiri saat mengeksplor ruangan-ruangan toko maupun interaksinya di wilayah-area mall tersebut.
Menariknya, ada sejumlah tindakan khusus yang secara tidak disadari dilakukan oleh golongan umur tertentu dan dapat menjelaskan latar belakang generasinya dengan cara halus. Tindakan-tindakan ini biasa diamati ketika mereka tengah merasakan sensasi berbelanja di pusat perbelanjaan. Menurut Geediting.com pada hari Minggu, 18 Mei, berikut adalah tujuh kebiasaan yang kerap ditampilkan oleh Generasi Baby Boomers ketika berada di mall.
1. Cenderung Memilih Pembayaran dengan Uang Kasar
Salah satu ciri utama yang mencolok adalah preferensi besar mereka dalam penggunaan uang tunai—baik itu berupa pecahan kertas maupun koin—ketika melaksanakan proses pembayaran. Mereka merasa jauh lebih tenang dan sudah biasa dengan aktivitas menghitung serta memberikan fisikal mata uang tersebut dibandingkan dengan metode gesek kartu atau scan kode QR.
2. Menggunakan Peta Kertas DaripadaNavigasiDigital
Saat berusaha menemukan tempat spesifik di dalam mal yang luas tersebut, orang biasanya menggunakan peta fisik dari kantor informasi mall. Mereka cenderung lebih memercayai sumber ini dibandingkan dengan penggunaan aplikasi pemetaan di telepon seluler ketika hendak menjelajahi lorong-lorong gedung besar itu.
3. Menghabiskan Saat untuk Cuma-cuma Menyaksikan Etalase Toko
Mereka merasakan kesenangan dalam kegiatan belanja secara perlahan, bahkan menyisihkan waktu ekstra untuk memeriksa tampilan dan koleksi baru yang dipajang di etalase toko. Kegiatan melirik-lihat ini lebih kepada menikmati momen daripada sekedar mencari produk; itu menjadi salah satu cara bersantai saat berkelana di pusat perbelanjaan.
4. Bertatap Muka Secara Langsung dengan Salesman
Mereka tanpa keraguan langsung bertukar pikiran dengan karyawan toko, menanyakan informasi spesifik seputar barang-barang yang diincarnya, hingga bercerita secara ringkas. Berkomunikasi secara personal dengan penjaja menjadi bagian vital dalam perjalanan belanjanya daripada sekadar mengambil barang dan pergi.
5. Rutin Berkunjung ke Toko Tertentu
Kesetiaan kepada gerai-gerai tertentu yang telah diakui dan dipercayai biasanya nampak dengan rutinitas berbelanja mereka. Mereka lebih condong untuk kembali pada lokasi-lokasi kesukaan yang memberikan barang-barang bermutu tinggi ataupun layanan konsumen yang menggembirakan hasil pengunjungan sebelumnya.
6. Melihat Mall sebagai Destinasi Berinteraksi Sosial
Untuk sebagian orang, pusat perbelanjaan tidak sekadar tempat untuk membeli sesuatu, melainkan juga ruang interaksi sosial di mana mereka bisa berkumpul dengan sahabat atau kerabat. Banyak yang sering kali cuma nongkrong di area publik mall hanya untuk ngobrol dan merasakan kenyamanan bersama meskipun tak selalu melakukan pembelian apapun.
7. Jangan Tergesa-gesa Dalam Belanja
Semua tahapan dilaksanakan dengan kecepatan yang lebih rendah dan santai tanpa ada desakan untuk cepat-cepat mengakhiri segalanya. Mereka merasakan tiap detilnya, mulai dari berkeliling, memeriksa barang-barang, mencoba pakaian, sampai melakukan pembayaran di kasir secara perlahan-lahan.
Mempelajari pola-pola tersebut dapat mengungkap insight menarik tentang cara kebiasaan suatu generasi tercermin dalam rutinitas harian seperti pergi berbelanja di pusat perbelanjaan. Meskipun tindakan ini mungkin tampak unik dibandingkan dengan generasi yang lebih baru, tetap saja itu mencerminkan rasa nyaman dan pilihan yang telah berkembang dari waktu ke waktu. (*)